Tidak diragukan lagi, bahwa mentaati Allah
dan Rasulullah dalam hidup ini adalah jalan keselamatan manusia di dunia
dan akhirat. Semua perintah Allah pastilah mengandung kebaikan, meski
manusia kadang tidak mampu menguraikan hikmahnya. Pun demikian, tidak
ada larangan Allah, melainkan pasti mengandung keburukan bagi manusia,
meski manusia kadang menyangkanya penuh dengan kebaikan.
Janji Syetan
Karena itulah Allah memberi peringatan kepada manusia agar waspada terhadap godaan syetan, di samping waspada terhadap kebodohan dan hawa nafsunya. Ibnul Qayyim mengatakan bahwa, peringatan Allah kepada hamba-hamba-Nya agar waspada terhadap syetan, lebih banyak jumlahnya daripada peringatan Allah terhadap bahaya hawa nafsu. Hal ini menunjukkan bahwa syetan dengan segala tipu dayanya tidaklah bisa dianggap enteng. Yang karenanya bisa disepelekan. Allah berfirman,
surah / surat : Faathir Ayat : 6 |
inna alsysyaythaana lakum 'aduwwun faittakhidzuuhu 'aduwwan innamaa yad'uu hizbahu liyakuunuu min ash-haabi alssa'iiri |
Download mp3 |
6. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala |
Ayat ini secara tegas menjelaskan kedudukan syetan bagi manusia dan bagaimana sikap yang seharusnya dipilih manusia untuk menghadapi syetan. Dalam tafsir ‘Zubdatut tafsir” dikatakan, “Maka, musuhilah syetan itu dengan menjalankan ketaatan kepada Allah, dan janganlah mentaatinya dengan bermaksiyat kepada-Nya..”
Al Qur’an juga menjelaskan tentang pendirian dan keteguhan syetan untuk menyesatkan manusia dari jalan yang lurus dan menghalanginya masuk kejannah. Allah berfirman,
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 16 |
qaala fabimaa aghwaytanii la-aq'udanna lahum shiraathaka almustaqiima |
Download mp3 |
16. Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, |
surah / surat : Al-A'raf Ayat : 17 |
tsumma laaatiyannahum min bayni aydiihim wamin khalfihim wa'an aymaanihim wa'an syamaa-ilihim walaa tajidu aktsarahum syaakiriina |
Download mp3 |
17. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at). |
Dua bentuk Penyesatan
Pernikahan termasuk satu sunnatullah yang wajib ditunaikan, dan mengandung fitnah besar jika diabaikan. Seperti perkataan Ibnu Mas’ud, “Seandainya tidak tersisa dari umurku kecuali sepuluh hari, dan aku tahu bahwa aku akan mati di akhirnya, tentulah aku akan menikah karena takut fitnah.” Sedang Sa’d bin Abi Waqqash berkata, “Rasulullah menolak keinginan Utsman bin Mazh’un untuk membujang. Seandainya hal itu diizinkan,tentulah kami akan mengikuti.”
Tentu saja syetan tidak akan meremehkan pintu ini untuk menyesatkan manusia. Seperti Rasulullah saat mendapati Akhnaf bin Basyr at Tamimy yang masih membujang padahal berkecukupan secara ekonomi, beliau menyebutnya sebagai saudara syetan atau seorang pendeta.
Membujang rentan terhadap fitnah. Ibarat pohon yang diterjang angin badai, demikian Wahab bin Munabbih menyatakan.
Mukhallad bin Al Husain berkata, “Tidaklah Allah memerintahkan sebuah perkara, kecuali syetan memiliki dua jalan penyesatannya. Bisa dengan tafrith dan pengurangan, bisa dengan melampaui batas dan berlebih-lebihan.”
Dalam hal ini, syetan mampu mencium apa yang dominan pada diri seseorang hamba, kemudian mencari jalan terbaik yang lebih sesuai. Jika dia melihat bahwa sikap menahan diri pada diri seseorang lebih dominan, dia akan menghalangi orang itu untuk melaksanakan perintah. Memberat-beratkan dan memudahkannya untuk meninggalkan perintah itu.
Namun,jika yang dominan pada diri orang itu adalah kekuatan untuk maju dan semangat yang tinggi, maka syetan akan menjadikannya merasa kurang dengan amalannya,sehingga harus ditambah lagi.
Ifrath wa Tafrith
Ifrath adalah sikap berlebih-lebihan dalam mengerjakan suatu perintah, sehingga terkesan memberatkan diri. Dalam pernikahan, sikap ini tampak dalam banyak hal, seperti; menganggap pernikahan akan menghalangi ibadah, menetapkan kriteria terlalu ideal, berkeyakinan harus mapan dulu secara ekonomi, takut terganggu studinya, atau juga, takut miskin.
Sedang tafrith adalah kebalikannya. Sikap meremehkan dan mengabaikan. Hal ini tampak dari sikap terlalu berani menikah tanpa persiapan memadai, tidak punya kriteria tentang pendamping, yang penting dapat, terlalu panjang angan-angan, atau menggampangkan perzinahan.
Dalam hal ini, syetan akan menempuh berbagai jalan, di antaranya; tazyiinul bathil (QS. 8;48), takhfiiful mukminin (QS. 3;175) dan thulul amal. Adapun sarana yang mereka pakai adalah mata, telinga, lisan, tangan dan kaki serta nafsu ammarah.
Gangguan Syetan Secara Fisik
Di samping godaan syetan yang berupa syubhat dan syahwat, ada juga gangguan syetan kepada manusia dalam hal pernikahan secara fisik.
Di antaranya;
- menghalangi pernikahan
Ibnu Taimiyah pernah membacakan ayat ‘afahasibtum annamaa khalaqnaakum ‘abatsa….’ di telinga orang yang kesurupan. Beliau kemudian mengambil tongkat dan memukul tengkuk orang itu, dan menyuruh jin yang ada dalam diri orang itu untuk keluar. Jin itu berkata, “Aku mencintainya.”
- sihir benci dan cinta
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
“Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian meminta sesuatu kepadanya, tidak akan diterima shalatnya empat puluh hari.”HR. Muslim
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ بَرِئَ مِمَّا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa mendatangi dukun, kemudian membenarkan ucapannya, sungguh dia telah berlepas diri dari apa yang diturunkan kepada Muhammad.”HR. Abu Dawud
- merusak keturunan
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَى أَهْلَهُ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَإِنْ قَضَى اللَّهُ بَيْنَهُمَا وَلَدًا لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ قَالَ أَبمو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ
“Andaikan salah seorang di antara kalian jika mendatangi isterinya membaca doa, ‘Bismillah Allahuma Jannibnas Syaithana wa Jannibis Syaithana maa Razaqtanaa’, maka jika Allah menetapkan anak bagi keduanya, syetan tidak akan mengganggunya.”HR. At Turmudzi
- sihir cerai.
Allah berfirman,
surah / surat : Al-Baqarah Ayat : 102 |
waittaba'uu maa tatluu alsysyayaathiinu 'alaa mulki sulaymaana wamaa kafara sulaymaanu walaakinna alsysyayaathiina kafaruu yu'allimuuna alnnaasa alssihra wamaa unzila 'alaa almalakayni bibaabila haaruuta wamaaruuta wamaa yu'allimaani min ahadin hattaayaquulaa innamaa nahnu fitnatun falaa takfur fayata'allamuuna minhumaa maa yufarriquuna bihi bayna almar-i wazawjihi wamaa hum bidaarriina bihi min ahadin illaa bi-idzni allaahi wayata'allamuuna maa yadhurruhum walaa yanfa'uhum walaqad 'alimuu lamani isytaraahu maa lahu fii al-aakhirati min khalaaqin walabi/sa maa |
Download mp3 |
102.
Dan mereka mengikuti apa [76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan [77]
pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu
mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan
sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka
mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
orang malaikat [78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang
keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum
mengatakan: "Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu
jangnalah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu
apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang
(suami) dengan isterinya [79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi
mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan
tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa
barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah
baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka
menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. [76] Maksudnya: kitab-kitab sihir. [77] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir). [78] Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat. [79] Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri. |
SEBAB TURUNNYA AYAT: Diketengahkan
oleh Ibnu Jarir, dari Syahr bin Hausyab, katanya, "Orang-orang Yahudi
berkata, 'Lihatlah Muhammad, dicampurnya yang hak dengan yang batil,
disebutkannya Sulaiman dengan para nabi! Bukankah dia seorang ahli sihir
yang dapat mengendarai angin?' Maka Allah swt. pun menurunkan, 'Dan
mereka mengikuti apa yang dibaca oleh setan-setan...' sampai akhir
ayat." (Q.S. Al-Baqarah 102). Diketengahkan oleh Ibnu Abu Hatim, dari
Abul Aliyah, bahwa orang-orang Yahudi sering menanyakan kepada Nabi saw.
tentang beberapa persoalan dalam Taurat dan tidak satu pun yang mereka
tanyakan mengenai hal itu, melainkan Allah menurunkan jawabannya dan
mematahkan keterangan-keterangan mereka. Tatkala mereka melihat
demikian, mereka berkata, "Orang ini lebih tahu tentang apa yang
diturunkan kepada kita dari kita sendiri." Mereka juga menanyakan
kepadanya tentang sihir berdebat dengannya dalam hal ini. Maka Allah pun
menurunkan, "Dan mereka mengikuti apa yang telah dibaca oleh
setan-setan." (Q.S. Al-Baqarah 102)
|
Berlindung dari Gangguan Syetan
- Iltizam kepada al Kitab dan As Sunnah
- Mencari lingkungan yang baik .
- Iltitija’ dan ihtima’ kepada Allah.
- Mewaspadai panca indera
Wallahu A’lam bis Shawwab.
0 komentar:
Posting Komentar